Sabtu berikutnya, Davin berdiri di tepi taman kota, kamera tergantung di leher. Dari kejauhan, ia melihat bendera kecil bertuliskan “City Lens Community” berkibar ringan. Puluhan orang berkumpul, tertawa, saling memperlihatkan hasil jepretan mereka. Suasana santai, penuh warna—namun bagi Davin, ini terasa seperti langkah pertama keluar dari zona nyaman yang selama ini mengekangnya.
Davin mengangguk, mencoba tersenyum meskipun jantungnya berdetak cepat. Ia menyapu kerumunan dengan mata, dan di antara wajah-wajah baru itu, akhirnya melihatnya: Nadya, sedang membidik sesuatu dengan kameranya, rambutnya tergerai, wajahnya serius tapi santai. Senyum itu belum muncul, tapi keberadaannya saja sudah cukup membuat Davin merasa seluruh dunia mengerucut ke satu titik.
Sesi foto dimulai. Mereka berpencar ke berbagai sudut taman. Davin sengaja menjaga jarak aman, terkadang mengarahkan lensanya ke objek lain, terkadang mencuri pandang ke Nadya. Setiap kali ia tertawa kecil bersama anggota lain, Davin merasakan getaran yang sama seperti dulu di food court.
Saat sesi selesai, semua anggota berkumpul di sebuah kafe kecil di dekat taman. Davin duduk di ujung meja panjang, beberapa kursi dari Nadya. Obrolan ringan mengalir—tentang teknik fotografi, kamera terbaru, dan cerita di balik foto masing-masing.
Nadya berbicara dengan suara hangat, penuh antusiasme saat membahas foto-fotonya. “Aku paling suka foto-foto yang bisa nangkep momen kecil yang sering kita lewatin,” katanya, matanya berbinar. Senyum itu akhirnya muncul, dan Davin, tanpa sadar, ikut tersenyum.
Untuk pertama kalinya, Davin tidak hanya mengagumi senyum itu dari kejauhan. Ia berada di ruang yang sama, mendengar suaranya, merasakan energi yang terpancar langsung dari dirinya.
Ketika acara bubar, Nadya berdiri, merapikan tasnya. Davin hampir memanggilnya—hampir. Tapi kata-kata itu kembali terhenti di tenggorokannya. Nadya melangkah pergi bersama beberapa anggota lain, meninggalkan Davin yang masih berdiri di tempat, menggenggam kameranya lebih erat.
Meski begitu, sesuatu telah berubah. Ia tidak lagi hanya seorang pengagum rahasia. Ia sudah mengambil langkah pertama memasuki dunia Nadya. Dan itu cukup untuk membuatnya ingin melangkah lagi.