Takdir mempertemukan mereka di komunitas fotografi City Lens. Bagi Davin, ini kesempatan sekaligus ujian: ia bisa mengenal Nadya sebagai dirinya sendiri, namun harus terus menyembunyikan rahasia di balik kekagumannya. Semakin lama mereka bekerja sama, semakin Davin terseret ke dalam dilema antara kenyataan dan dunia yang ia bangun dari kejauhan.
Rahasia itu akhirnya terancam terungkap saat salah satu fotonya—Smile_17, potret viral Nadya—dipamerkan tanpa sepengetahuannya. Nadya mulai curiga, dan konfrontasi tak terelakkan pun terjadi. Di tengah ketakutan kehilangan Nadya, Davin akhirnya jujur: mengakui seluruh perjalanan pengagumannya, foto-foto yang ia simpan, dan alasannya memotret Nadya tanpa sepengetahuan gadis itu. Nadya merasa campur aduk—tersanjung sekaligus tidak nyaman—dan meminta waktu untuk memahami semuanya.
Hubungan mereka memasuki fase baru: canggung tapi jujur. Davin harus belajar melepaskan candunya pada masa lalu agar bisa hadir sepenuhnya di masa kini. Proyek-proyek bersama komunitas menjadi jembatan untuk membangun kepercayaan kembali, hingga akhirnya Davin memutuskan menghapus seluruh folder Smile, menandai akhir dari pengagumnya yang diam-diam.
Seiring waktu, Nadya mulai melihat Davin dengan mata baru. Senyumnya yang dulu menjadi candu kini diberikan secara sadar, tanpa rahasia di antara mereka. Setelah setahun berjalan, hubungan mereka berkembang dari dunia satu arah yang penuh jarak menjadi dua dunia yang perlahan menyatu. Senyum yang dulu Davin abadikan diam-diam kini menjadi miliknya, nyata dan hadir di sisinya.
Pada akhirnya, Davin menyadari bahwa “candu” itu tidak pernah hilang—ia hanya berubah bentuk: dari pengaguman rahasia menjadi rasa syukur karena senyum yang dulu ia kagumi dari jauh kini menjadi bagian dari hidupnya.
Bab 2 – Meja Sebelah yang Tak Terduga
Bab 10 – Mencari di Dunia Nyata
Bab 13 – Lebih Dekat di Balik Lensa
Bab 15 – Bayang-bayang Kebocoran
Bab 16 – Titik Balik yang Tak Terduga
Bab 17 – Konfrontasi Tak Terelakkan
Bab 18 – Setelah Rahasia Terbuka
Bab 20 – Masa Lalu yang Mengejar
Bab 24 – Keputusan di Persimpangan